Kegembiraan juga dirasakan para
petani di Gaza yang kembali menguasai lahan pertanian di dekat
perbatasan. Gencatan senjata Hamas - Israel, berhasil memaksa Negara
Yahudi hengkang dari lahan dan perairan yang bukan miliknya.
Walau belum semua terkabul
setidaknya tekanan telah memenangkan warga Palestina di Gaza selangkah.
Ketua asosiasi nelayan di Gaza, Mahfouz Kabariti mengatakan kapal perang
angkatan laut zionis mundur, dan tidak lagi berada di sebagian Laut
Gaza sejak Sabtu (24/11).
Para nelayan kata dia sudah
dapat melaut keluar dari batas blokade. "Ini adalah kemerdekaan dan
kesempatan kami untuk menangkap ikan lebih banyak," Mahfouz mengatakan
dengan gembira, seperti dilansir stasiun berita, Aljazirah, Sabtu
(24/11).
Tidak kurang dari 3.500 nelayan
merasakan kegembiraan. Israel memblokade paksa wilayah Gaza sejak 2007.
Wilayah darat dan perairan milik warga Gaza dijaga ketat oleh serdadu
Yahudi.
Di darat Israel memasang kawat
pembatas berduri sebagai buffer zone (penyangga) sepanjang 300 meter
yang masuk ke wilayah Gaza. Sedangkan di laut armada perang Israel hanya
membolehkan nelayan melaut sepanjang tiga mil dari bibir pantai.
Padahal, menurut perjanjian Oslo
1993, nelayan Gaza dibolehkan memancing sepanjang 20 mil dari garis
pantai. Aksi sepihak dikatakan Israel untuk keamanan dalam negeri, dan
mencegah penyelundupan senjata ke Hamas.
Tidak jarang nelayan Gaza mati
ditembak dari kapal perang karena melewati batas isolasi paksa tersebut.
Namun gencatan senjata yang disepakati Rabu (21/11), memaksa Israel
mencabut blokade.
Mahfouz mengatakan sejak Sabtu
(24/11) Mesir mengingatkan Israel untuk membebaskan nelayan melaut
hingga enam mil (sekira 10 kil meter) dari garis pantai. "Kapal perang
Israel membiarkan kami melewati lebih dari tiga mil," kata nelayan lain,
Murad al-Issi mengatakan kepada Reuters.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar