VIVA-(IDB) : Militer
Amerika Serikat tengah mengembangkan pesawat nirawak berbasis di laut.
Diduga pengembangan persenjataan ini adalah salah satu langkah AS
untuk menyaingi China.
Dilansir dari laman Associated Press,
Senin, 16 Mei 2011, pesawat nirawak kali ini akan ditempatkan di
beberapa kapal induk AS yang tersebar di perairan Asia. Selama ini,
AS hanya memiliki pesawat nirawak basis darat yang ditempatkan di
Afghanistan, sementara pesawat nirawak basis laut masih memerlukan
pengembangan selama beberapa tahun lagi.
Van
Buskirk, komandan armada laut AS 7th Fleet, mengatakan bahwa pesawat
nirawak yang tengah dikembangkan oleh perusahaan Northrop Grumman ini
adalah wujud dari perlunya senjata dan strategi baru untuk mengatasi
berbagai persoalan di lapangan.
"Pesawat
nirawak yang berbasis di kapal induk memiliki potensi yang besar,
terutama dalam meningkatkan jarak serang dan kemampuan intelijen serta
mata-mata, dan juga kemampuan dalam melakukan serangan cepat," ujar Van
Buskirk.
Berikut data-data umum pesawat tempur tanpa awak X-47B:
- Jumlah kru: tidak ada (tanpa awak/pilot)
- Panjang: 11,63 meter
- Lebar rentang sayap: 18,92 meter
- Tinggi: 3,10 meter
- Berat kosong: 6.350,29 kg
- Maksimal berat lepas landas: 20.215 kg
- Kecepatan jelajah: Mach 0.45
- Jarak jelajah: 3.889 km
- Service celling: 12.190 meter
- Persenjataan: 2 unit GBU-31 JDAM @ 905 kg
- Sistem Avionik: EO / IR / SAR / GMTI / ESM / IO
Pesawat
nirawak basis laut ini nantinya dapat terbang sejauh 1.500 mil laut
(2.780 km) dengan sedikit bahan bakar selama 50 sampai 100 jam. Jika
dibandingkan dengan kemampuan pesawat dengan pilot yang hanya bertahan
maksimal 10 jam, pesawat nirawak ini jelas jauh lebih unggul.
Untuk
mengembangkan pesawat ini, Northrop Grumman, memiliki waktu enam tahun
dengan dana sebesar US635,8 juta atau sekitar Rp5,4 triliun. Prototipe
pesawat ini dengan nama X-47B berhasil terbang selama 29 menit pada
Februari lalu. Diperkirakan pesawat baru bisa diujicoba pada 2013
mendatang.
Para
pengamat militer AS mengatakan bahwa pengembangan senjata baru ini
adalah salah satu langkah AS untuk mengimbangi perkembangan
persenjataan China. Terakhir, China telah mengembangkan misil penghancur
kapal induk yang terbukti berhasil dalam uji coba.
"Modernisasi
militer China adalah ancaman jangka panjang sehingga membuat AS harus
bersiap untuk wilayah Asia-Pasifik, meningkatkan kemampuan robotik,
persenjataan udara dan daratan," ujar Patrick Cronin, analis senior
untuk lembaga New American Security.
Cronin
mengatakan bahwa China memang masih jauh dari mengungguli kekuatan
militer AS, namun dengan perkembangannya yang pesat di bidang
persenjataan darat, laut dan udara, keunggulan AS di kawasan pasifik
akan terancam. Jika sudah demikian, maka negara-negara sekutunya seperti
Jepang dan Korea Selatan juga akan terancam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar